Wednesday 22 May 2013

Six Sigma


Six sigma merupakan metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk/ jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif. Secara harfiah, six sigma (6σ) adalah suatu besaran yang bisa kita terjemahkan secara gampang sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacat (defects opportunity) sebanyak 3, 4 buah dalam satu juta produk/ jasa.
Menurut Peter Pande, dkk, dalam bukunya The Six Sigma Way: Team Fieldbook, ada enam komponen utama konsep Six Sigma sebagai strategi bisnis:

1.    Benar-benar mengutamakan pelanggan: seperti kita sadari bersama, pelanggan bukan hanya berarti pembeli, tapi bisa juga berarti rekan kerja kita, team yang menerima hasil kerja kita, pemerintah, masyarakat umum pengguna jasa, dll.
2.    Manajemen yang berdasarkan data dan fakta: bukan berdasarkan opini, atau pendapat tanpa dasar.
3.    Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan: Six Sigma sangat tergantung kemampuan kita mengerti proses yang dipadu dengan manajemen yang bagus untuk melakukan perbaikan.
4.    Manajemen yang proaktif: peran pemimpin dan manajer sangat penting dalam mengarahkan keberhasilan dalam melakukan perubahan.
5.    Kolaborasi tanpa batas: kerja sama antar tim yang harus mulus.
6.    Selalu mengejar kesempurnaan.

  Tujuan Six Sigma
Adapun tujuan dari metode six sigma adalah sebagai berikut:
a.    Peningkatan produktivitas rata-rata.
b.    Peningkatan kualitas produk.
c.    Penurunan tingkat ketidaksesuaian produk.
d.   Penghematan tenaga kerja.

  Manfaat Six Sigma
Manfaat dari metode six sigma yaitu:
a.    Meningkatkan produktivitas rata-rata sehingga keuntungan bagi perusahaan meningkat.
b.    Menurunkan tingkat ketidaksesuaian produk yang dihasilkan perusahaan sehingga dapat meningkatkan kapasitas.
c.    Meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.

No comments:

Post a Comment