Six sigma merupakan
metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha
mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat
(produk/ jasa yang diluar spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem
solving tools secara intensif. Secara harfiah, six sigma (6σ) adalah
suatu besaran yang bisa kita terjemahkan secara gampang sebagai sebuah proses
yang memiliki kemungkinan cacat (defects opportunity) sebanyak 3, 4 buah
dalam satu juta produk/ jasa.
Menurut Peter Pande, dkk, dalam bukunya The Six Sigma Way: Team
Fieldbook, ada enam komponen utama konsep Six Sigma sebagai strategi
bisnis:
1.
Benar-benar mengutamakan
pelanggan: seperti kita sadari bersama, pelanggan bukan hanya berarti pembeli,
tapi bisa juga berarti rekan kerja kita, team yang menerima hasil kerja kita,
pemerintah, masyarakat umum pengguna jasa, dll.
2.
Manajemen yang berdasarkan data
dan fakta: bukan berdasarkan opini, atau pendapat tanpa dasar.
3.
Fokus pada proses, manajemen
dan perbaikan: Six Sigma sangat tergantung kemampuan kita mengerti
proses yang dipadu dengan manajemen yang bagus untuk melakukan perbaikan.
4.
Manajemen yang proaktif: peran
pemimpin dan manajer sangat penting dalam mengarahkan keberhasilan dalam
melakukan perubahan.
5.
Kolaborasi tanpa batas: kerja
sama antar tim yang harus mulus.
6.
Selalu mengejar kesempurnaan.
Tujuan Six Sigma
Adapun tujuan dari metode six
sigma adalah sebagai berikut:
a.
Peningkatan produktivitas
rata-rata.
b.
Peningkatan kualitas produk.
c.
Penurunan tingkat
ketidaksesuaian produk.
d.
Penghematan tenaga kerja.
Manfaat Six Sigma
Manfaat dari metode six sigma
yaitu:
a.
Meningkatkan produktivitas
rata-rata sehingga keuntungan bagi perusahaan meningkat.
b.
Menurunkan tingkat
ketidaksesuaian produk yang dihasilkan perusahaan sehingga dapat meningkatkan
kapasitas.
c.
Meningkatkan kualitas produk
yang dihasilkan perusahaan.
No comments:
Post a Comment