Wednesday 22 May 2013

EOQ (Economic Order Quantity)


Persediaan merupakan sumber daya yang menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut tersebut berupa kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi maupun kegiatan konsumsi pangan pada system rumah tangga.
Dalam sistem manufaktur, persediaan terbagi dalam tiga bentuk, yaitu :
      1.    Bahan baku yaitu input awal dari proses transformasi menjadi produk jadi.
      2.    Barang setengah jadi yaitu bentuk peralihan antara bahan baku dengan produk setengah jadi.
     3.    Barang jadi yaitu hasil akhir transformasi yang siap dipasarkan untuk konsumen.
Pada sistem manufaktur, ada hubungan langsung antara tingkat persediaan, jadwal produksi, dan permintaan konsumen. Oleh karena itu pemasaran dan pengendalian bahan baku terintegrasi dangan peramalan permintaan, jadwal untuk produksi dan pengendalian produksi. Masalah utama bahan baku adalah menentukan jumlah pemesanan ekonomis.
Maka metode EOQ (Economic Ordering Quantity) yang akan menjawab permasalahan tentang berapa jumlah bahan baku yang dipesan, kapan bahan baku ini dipesan sehingga dapat meminimasi Biaya pemesanan (Ordering Cost) dan Biaya Penyimpanan (Holding Cost).
Tujuan utama dari system pengendalian persediaan adalah mencari jawaban yang paling optimal baik dari permasalahan-permasalahan kuantitatif maupun masalah-masalah kualitatif yang timbul dalam system persediaan sehingga persediaan barang yang ada dapat berfungsi seperti apa yang diharapkan. Didalam tujuan sistem usaha secara menyeluruh, ukuran optimasi sering kali diukur dengan keuntungan maksimum yang dapat dicapai. Karena sistem persediaan adalah salah satu subsistem yang ada didalam system usaha, maka untuk mengukur kinerja system persediaan diambil ukuran yang lebih operasional, yaitu biaya minimal untuk satu periode waktu tertentu.
Model EOQ (Economic Order Quantity) merupakan model persediaan yang paling sederhana. Model ini memakai asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.    Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan.
2.    Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui (tertentu).
3.    Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (instaneously) atau tingkat produksi (production rate) barang yang dipesan berlimpah (tak terhingga).
4.    Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan.
5.    Setiap pemesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (shortage)
6.    Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak (quantity discount).
Dari asumsi-asumsi diatas, model ini mungkin diapikasikan baik pada sistem manufaktur seperti penentuan persediaan bahan baku dan pada sistem non manufaktur seperi pada penentuan bola lampu pada suatu bangunan, penggunaan perlengkapan habis pakai (office supplies) seperti kertas, buku nota dan pensil;  konsumsi bahan-bahan makanan seperti beras, jagung, dan lain-lain.
Didalam pengadaan persediaan bahan baku oleh perusahaan sangat diperlukan untuk diadakan pengawasan yang baik dan tepat agar resiko atau kerugian dapat dihindari sehingga kelancaran proses produksi dapat terjamin. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penentuan jumlah ekonomis adalah:
1.    Agar pembentukan persediaan bahan baku tidak terlalu besar atau berlebihan sehingga tidak terlalu besar.
2.    Agar dapat dihindari pembelian bahan baku secara kecil atau sedikit, sehingga biaya pesan dapat ditekan.
Tujuan model EOQ ini adalah menentukan nilai Q sehingga meminimumkan biaya total persediaan.
Maka persamaan yang akan digunakan dalam perhitungan :
           
Parameter yang dipakai dalam model ini adalah:
D = jumlah kebutuhan barang selama satu periode.
k = ordering cost setiap kali pesan
h = holding cost per-satuan nilai persediaan per-satuan waktu
c = purchasing cost per-satuan nilai persediaan
t = waktu antara satu pemesanan ke pemesanan berikutnya

Model Persediaan EOQ Sederhana





No comments:

Post a Comment