Kotler (2002) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau kinerja
yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa biasanya terkait
atau tidak terkait dengan produk fisik. Karakteristik pokok pada jasa yang
membedakannya dengan barang di bagi menjadi empat. Keempat karakteristik
tersebut meliputi :
1. Tidak
berwujud (Intangible)
Jasa bersifat intangible,
artinya tidak dapat dilihat, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Jasa
berbeda dengan barang, jika barang merupakan suatu objek, alat atau benda, maka
jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance)
atau usaha. Jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki. Meskipun
sebagian jasa dapat berkaitan dan didukung oleh produk fisik, tetapi pelanggan
hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa yang dibelinya.
2. Tidak
dapat dipisahkan (Inseparability)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih
dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.
Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam
pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil atau income dari jasa tersebut. Kunci keberhasilan bisnis
jasa ada pada proses rekrutmen,
kompensasi, pelatihan dan pengembangan karyawannya.
3. Keberagaman
(Variability)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandarized output, artinya banyak
variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana
jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli terhadap variabilitas
yang tinggi dan sering kali mereka meminta pendapat orang lain sebelum
memutuskan untuk memilih jasa penyedia jasa. Penyedia jasa dapat menggunakan
tiga pendakatan dalam pengendalian kualitas, yaitu :
a. Melakukan
investasi dalam seleksi dan pelatihan personil
yang baik.
b. Melakukan
standarisasi proses pelaksanaan jasa (service-performance process). Dengan
jalan menyiapkan suatu cetak biru (blue
print) jasa yang menggambarkan peristiwa atau event dan proses jasa dalam suatu diagram alur,
dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan
kegagalan dalam jasa tersebut.
c. Memantau
kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan. Survei pelanggan dan comparison shopping, sehingga pelayanan
yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi
4. Tidak
tahan lama (Perishability) Jasa
merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dalam kasus
tertentu, jasa dapat disimpan yaitu dalam bentuk pemesanan, peningkatan
permintaan akan suatu jasa pada saat permintaan sepi dan penundaan penyampaian
jasa.
No comments:
Post a Comment